Kamis, 11 Agustus 2011

Majnun Cinta

Sedulurku tercinta, aku tak bosan-bosannya membaca novel Layla Majnun, dari cetakan yang lama sampai cetakan terbaru dari pengarang Hakim Nizhami itu. Bagi Majnun [nama aslinya Qois], cinta didefisinikan dengan sangat konkret, ia mencintai apa saja yang datang dari tempat kekasihnya. Ia mengembara sejak perpisahannya dari sekolah bersama Layla [karena orang tua Layla merasa ternoda kehormatannya], menyebut-nyebut nama Layla, dengan berjalan terseok-seok, ia menulis puisi untuk Layla dan membacanya sepanjang perjalanan. Ia tidak berbicara apa pun kecuali tentang Layla [anak gadis yang bermata hitam, rambut hitam, sehitam malam, makanya disebut Layla], Ketika orang lain mengajaknya bicara, ia tidak pernah menjawabnya kecuali kalau orang itu membicarakan Layla.

Karena banyak orang mengganggunya, mengalihkan perhatiannya dari Layla, Majnun lalu memutuskan untuk meninggalkan masyarakat sama sekali. Ia tinggalkan kampung, orang tua dan sahabat-sahabatnya. Ia membangun sebuah cakruk [gubug]. Dan melalui jendela kecil dari cakruk itu, ia pandangi selalu rumah Layla. Setiap hari ia petik bunga, ia hanyutkan bunga itu pada lewat selokan yang mengarah ke rumah Layla dengan harapan Layla menangkap pesan cintanya itu. Ia berbicara kepada burung-burung, meminta untuk terbang ke rumah Layla dan mengatakan kepadanya bahwa Majnun tidak jauh dari rumahnya. Ketika angin bertiup dari rumah Layla sampai ke cakruknya itu, ia hirup angin itu dengan hirupan yang panjang, karena angin itu berasal dari rumah Layla. Kalau ada anjing yang tersesat datang dari kampung Layla, ia pelihara anjing itu dengan baik-baik, ia rawat dan ia cintai anjing itu layaknya binatang suci sampai anjing itu meninggalkannya.

Apa saja yang datang dari tempat sang kekasih, ia cintai dan sayangi, sama seperti cintanya kepada sang kekasih hatinya. Waktu berlalu dan Majnun tidak melihat sedikit pun jejak-jejak Layla, maka kerinduannya semakin menyala dan membara, sampai ia merasa bahwa ia takkan dapat hidup lagi, tanpa sempat melihat wajah Layla. Orang tua Majnun sempat melamarkan kepada Layla, tetapi ditolak, apalagi anaknya itu sudah digelari masyarakat dengan si Gila atau Majnun.

Ketika dinaikkan haji orang tuanya sebagai terapi agar bisa sembuh, Majnun berdoa di tanah suci itu: "Duhai Yang Paling Terkasih, Raja dari segala raja, Engkaulah yang menurunkan rasa cinta. Aku hanya bermohon satu hal kepadaMu. Angkatlah cintaku setinggi-tingginya sehingga sekiranya aku binasa sekalipun, cintaku dan kekasihku tetap abadi." Setelah haji ternyata tambah parah, ia tinggal di reruntuhan rumah, berambut panjang, ia hidup dengan binatang, ia nyanyikan kecintaannya itu kepada binatang-binatang. Dari kecintaannya kepada layla, ia mencintai seluruh binatang yang ada di rimba raya itu, bahkan tidur pun ia bersama binatang buas, dan binatang buas pun dijinakkan oleh hati yang dipenuhi cinta. Bahkan ketika mendengar kabar Layla tlah dijodohkan, ia menangis sepanjang hari, ia menyanyikan lagu-lagu yang begitu mengharukan, binatang-binatang pun ikut menangis mendengarkannya.

Perasaannya kepada Layla tidak pernah berubah, cintanya semakin bertambah-tambah. Kemudian Majnun mengirim surat ucapan selamat kepada Layla: "Semoga kebahagiaan di seluruh alam semesta diberikan kepadamu. Aku tidak meminta apa pun sebagai tanda kecintaanmu. Aku hanya meminta satu hal: ingatlah namaku, walau pun engkau sudah memilih orang lain sebagai teman dekatmu. Jangan kau lupakan, ada seseorang ditempat lain yang sekiranya tubuhnya dirobek-robek sekalipun, ia akan tetap menyebut namamu: Layla..".

Sampai pada akhirnya Majnun mendengar kematian Layla, ia jatuh pingsan, beberapa hari ia tak sadarkan diri. Dengan tertatih-tatih ia datang ke kuburan Layla, di situ ia menangis berhari-hari sampai akhirnya Tuhan mengambil nyawanya. Tubuh Majnun tergeletak di kuburan Layla selama setahun, tidak ada yang tahu, sampai ketika diadakan khoul kematian Layla. Mayat Majnun akhirnya dikuburkan bersama dengan mayat Layla dalam satu kubur sebagai penghormatan cintanya, di tempat yang sama, di tempat abadi itulah, keduanya bertemu....

Kawan-kawan, lalu ada seorang sufi bermimpi melihat Majnun berada disamping Tuhan, dan Tuhan membelai-belai kepalanya dengan penuh kecintaan dan kasih sayang. Majnun disuruh duduk di singga sanaNya, kemudian Tuhan berkata kepadanya: "Tidakkah engkau malu memanggil Aku dengan nama Layla, setelah kau teguk anggur cintaKu". Sang Sufi itu terbangun dalam keadaan cemas. Ia telah melihat posisi Majnun, lalu bagaimana dengan posisi Layla? Tuhan lalu mengilhamkan ke dalam hatinya bahwa posisi Layla lebih tinggi lagi, karena Layla menyembunyikan kisah cintanya dalam hatinya itu....

Allahu Akbar!!!!

Doa Cinta

Ya Allah,
Aku bermohon kepadaMu
dengan menyebut namaMu
yang Engkau namaku diriMu dengannya
atau Engkau turunkan nama itu dalam kitab suciMu
atau Engkau anugrahkan ia epada salah seorang dari hambaMu
atau Engkau rahasiakan ia dalam ghaibMu

Ya Allah,
Aku bermohon kiranya
Engkau jadikan Al-Qur'an penyejuk hatiku
cahaya mataku
penyingkap keresahanku
dan pengusir kesedihan dan kesusahanku

Ya Allah,
Yang Maha Mencurahkan rahmat kasih sayang
kepada seluruh wujud
yang Engkau cukupi segala sesuatu
dengan rahmat dan pengetahuan
Nampak rahmatMu pada setiap butir wujud
di jantera alam semesta raya ini
Kami tidak melihatnya kecuali hanya sekelumit

Ya Allah,
Kami membaca tanda-tanda rahmatMu
yang menjadi kami tertarik menuju ke hadiratMu
serta menenangkan hati kami
dengan keluasan kasih sayangMu
Perlihatkanlah mata hati kami cahaya keadilanMu
serta keagungan anugrahMu
Wahai Yang Mencurahkan kasih sayang.
Amin ya Rabbal'alamiin.

Kebersamaan Cinta

Sedulurku tercinta, pada suatu ketika Sayyidatina Siti Fatimah Az-Zahrah dipaggil Kanjeng Nabi SAW, lalu dibisikkan ke telinga kanannya, setelah itu SayyidatinaSiti Fatimah menangis dengan derai airmata. Sejenak kemudian dipanggil lagi dan Kanjeng Nabi SAW membisikan ke telinga kiri putri kesayangannya itu, setelahnya Sayyidatina Siti Fatimah tersenyum gembira.

Adegan ini melahirkan tanda tanya di kalangan sahabat yang melihatnya, panggilan pertama menangis, sementara panggilan kedua tertawa. Ada sahabat yang menanyakan kepada Putri Kanjeng Nabi SAW itu, mengapa ketawa dan menangis setelah dipanggil Ayahanda tercinta. Sebelum aku kabarkan jawaban dari Sayyidatina Siti Fatimah, aku sampaikan dulu bahwa salah satu bukti kecintaan kepada Kanjeng Nabi SAW adalah kecintaan kepada keluarganya. Orang-orang tua kita dahulu tahu bahwa kecintaan kepada Sayyidina Ali, Sayyidatina Fatimah,dan kedua putranya ini bisa memadamkan bencana, terutama bencana dalam alam kubur. Mereka juga percaya bahwa itu bisa memadamkan bencana yang terjadi sekarang. Karena itu kalau ada bala di sebuah dusun--terjadi wabah penyakit--maka Ibu-Ibu membacakan syair ini kepada anak-anaknya: Li khamsatun uthfi bihaa harral wabbail haatimah @Al-Mushthafa wal Murtadlo wabnahumaa wal Fatimah [Aku mempersembahkan yang lima kepada Allah, untuk memadamkan panasnya bencana yang mengerikan Al-Muthafa, Al-Murtadlo, kedua putranya, dan Fatimah].

Kanjeng Nabi saw bersabda: Ketahuilah, barang siapa yang mati dengan kecintaan kepada keluarga Muhammad, dia mati dengan ampunanNya. Ketahuilah, barang siapa yang mati dengan kecintaan kepada Keluarga Muhammad, dia mati sebagai orang Mukmin yang sempurna imannya. Ketahuilah, barang siapa yang mati membawa kecintaan kepada keluarga Muhammad, dia mati dalam keadaan malaikat maut menggembirakannya dengan surga, kemudian Munkar dan Nakir akan menghiburnya. Ketahuilah, barang siapa yang mati dengan membawa kecintaan kepada keluarga Muhammad, dia akan diiringi masuk ke surga seperti diiringinya pengantin ke rumah suaminya. Ketahuilah, barang siapa yang mati dengan membawa kecintaan kepada keluarga Muhammad, Allah akan bukakan dua pintu surga di kuburannya. Ketahuilah, barang siapa yang mati membawa kecintaan kepada keluarga Muhammad, Allah jadikan kuburannya tempat berkunjung Malaikat Rahmah. Ketahuilah, barang siapa yang mati membawa kecintaan kepada keluarga Muhammad, ia akan mati dalam Sunnah Wal Jamaah. Siapa yang mati dalam kebencian kepada keluarga Muhammad, dia akan datang pada hari kiamat dengan ditulis pada kedua matanya: Inilah orang yang putus asa dari rahmat Allah SWT.

Mata rantai cinta ini pun turun, diantara ungkapan cinta kepada Rasulullah ialah mencintai yang dicintai Rasulullah, sampai beliau menyebutnya ahli waris, yakni ulama' itu. Jadi mencintai Rasulullah juga harus diungkapkan dengan kecintaan kepada ulama'. Ada sebuah hadis: Memandang seorang alim dengan penuh kecintaan dihitung sebagai ibadah. Jadilah engkau orang alim, atau seorang yang belajar. Cintailah ulama'. Janganlah engkau termasuk orang yang ke empat, nanti engkau binasa karena kebencianmu kepada ulama'. Kisah ini aku sampaikan dengan didampingi keterangan dari Kanjeng Nabi saw,dalam hubungannya dengan cinta dan fadlilahnya, agar tumbuh kebersamaan dalam cinta, termasuk kisah yang di alami Sayyidatina Siti Fatimah itu.

Sahabat-sahabat tahu akan cinta anak putrinya itu kepada ayahanda Baginda Rasulullah, dan tahu akan kebersamaannya bersama beliau. Maka ketika ada sahabat yang bertanya kenapa menangis, maka dijawab oleh Sayyidatina Siti Fatimah: tidak lama lagi beliau akan meninggal, makanya aku menangis karena akan berpisah dengan Rasulullah. Adapun ketika ditanya kenapa tertawa dalam panggilan kedua itu, dijawab oleh Sayyidatina Siti Fatimah: Namun setelah Rasulullah nanti mati, tidak lama lagi aku akan menyusul mati, dan kembali bersama Rasulullah....

Kawan-kawan, ternyata benar adanya setelah enam tahun sejak kematian Rasululllah, putri kesayangan beliau itu menyusul meninggal. Sepanjang menunggu menyusul kepergian Ayahanda, Sayyidatina Siti Fatimah tidak pernah tersenyum, makanya pada saat beliau tersenyum ada yang menanyalan: kenapa engkau tersenyum wahai putri Rasulullah? Dijawab beliau: malaikat Izrail telah tiba, dan sebentar lagi aku akan bersama kembali dengan Rasulullah saw...

Allahumma shalli'ala sayyidinaa Muhammad...

Doa Cinta

Ya Allah,
Puji bagiMu yang mencipta langit dan bumi tanpa seorang saksi
yang menggelar makhluk tanpa seorang pembantu
Tidak ada sekutu dalam keilahian
Tidak ada setara dalam ketunggalan
Kelu lidah mengungkap sifatMu
Lemah akal memerikan makrifatMu
Merendah segala penguasa karena kehebatanMu
Rebah segala wajah karena takut padaMu
Jatuh segala yang agung karena keagunganMu

Ya Allah,
BagiMu segala puja
puja yang beruntun tak putus-putus
Jadikanlah permulaan hari ini kebaikan
pertengahannya kejayaan
pamungkasnya keberuntungan
Aku berlindung padaMu dari hari yang permulaannya ketakutan
pertengahannya kecemasan
dan pamungkasnya kesedihan
Aku mohn ampun padaMu
atas segala nazar yang kunazarkan
atas segala janji yang kujanjikan
atas segala akad yang kuakadkan
kemudian tak kupenuhi padaMu
Aku mohon padaMu perihal ulahku menzalimi hambaMu
Bila ada hambamu yang teraniaya karena kezalimanku
pada dirinya,kehormatannya,hartanya,pada ahlinya pada keturunannya
atau yang kugunjingkan kejelekannya
atau yang kusengsarakan karena hawa nafsu
penghinaan,kesombongan,pamer dan kesukuan
yang hadir dan yang raib
yang hidup dan yang mati
Lalu lemah tanganku,sempit tenagaku
untuk mengembalikan haknya
dan meminta kerelaannya

Ya Allah,
Aku bermohon kepadaMu Wahai Yang Mengusahi segala hajat
hajat yang terpanggil karena kehendakMu
hajat yang bergegas memenuhi iradahMu
Amin ya Rabbal'alamiin.

Terkaman Cinta

Sedulurku tercinta, betapa banyak keburukan yang kita lihat pada orang lain itu tak lain adalah sifat kita sendiri yang terpantul pada diri mereka, semua yang nampak pada mereka adalah diri kita: kemunafikan, ketidak adilan, dan keangkuhan itu. Kita tak mampu melihat jelas keburukan dalam diri kita, kalau sampai kita tak sampai melihat keburukan dalam diri kita itu maka kita akan membenci diri kita sendiri dengan seluruh jiwa kita.

Aku mendengar kabar seorang istri ditampar oleh suaminya kala ia nerocos hanya melihat keburukan suaminya. Aku mendengar seorang suami ditikam istrinya karena tak mampu mengenang kebaikan istri, dan hanya memperolok keburukannya. Aku mendengar sebuah kelompok diserang kelompok lain karena kelompok itu tak mampu melihat keburukan kelompoknya sendiri, malah memburu kejelekan dari kelompok lain itu. Aku mendengar antar negara berperang karena hal itu, aku mendengar antar pebisnis hancur karena hal itu, aku mendengar politikus ambruk karena hal itu, aku mendengar antar pejabat runtuh karena hal itu, aku mendengar antar tokoh musnah karena hal itu, aku mendengar antar kekasih putus karena hal itu, aku mendengar antara satu dengan yang lain hilang karena hal itu.

Lihatlah dalam sejarah sebagai kesaksian, Fir'uan tak berdaya kala menyerang Musa, Namrud lunglai kala menyerang Ibrahim, Abu Jahal Abu Lahab habis karena menyerang Kanjeng Nabi Muhammad SAW, dan carilah kisah sejenis dalam perjalanan peradaban maka nanti akan ketemu dengan ujung yang sama, mereka diterkam oleh dirinya sendiri karena tak mampu melihat keburukannya sendiri. Adalah mudah meneliti dan menghancurkan orang lain, namun menganggap mudah atau gampang menaklukan dirinya sendiri itu merupakan ketololan dan kebodohan. Jalan pintas dengan mengedepankan keburukan orang lain adalah bentuk nyata dari keputus asaan akan keabadian ruh, dikira kehidupan ini tanpa pemilik yang terjaga itu, dikira keburukan orang lain itu tanpa ada yang menghisabnya, dikira keburukan orang lain itu tanpa ada yang menyaksikannya, dikira keburukan orang lain itu bukan bagian dari proses perjalanan ruh itu, dikira kejadian langit dan bumi ini serta pergantian siang dan malam hari ini sia-sia sehingga semua nampak salah dan buruk adanya, dikira, dikira, dikira, dikira.

Tuhan telah memasang tangga dihadapan kita, kita harus mendakinya, setahap demi setahap, dan masing-masing orang memiliki tangga yang disediakan Tuhan ini, ya masing-masing orang. Kita punya kaki jangan dibiarkan lumpuh, kita punya tangan jangan dibiarkan tak menggenggam, kita punya mata jangan dibiarkan tak memandang, kita punya hidung jangan biarkan tak mencium wewangian ini, kita punya lidah jangan biarkan tak mengkidungkan kalam sucinya, kita punya telinga jangan biarkan tak menikmati melodi estetika ini, kita punya akan jangan biarkan tak merenungkan realitas ini, kita punya hati jangan biarkan tak mengenang semua karunia ini, kita punya farji jangan biarkan tegak kecuali kepada istri ini, kita punya, kita punya, kita punya.

Banyak orang merindukan kebebasan malah terbelenggu, karena kebebasan kehendak adalah upaya untuk bersyukur kepada Tuhan atas karunia ini, tanpa ikhtiar adalah mencampakkan karunia ini. Bersyukur karena mampu bertindak bebas akan menambah kemampuan bersyukur kepada Tuhan itu. Bergurulah kepada kegigihan para perampok itu dalam perjalanannya, mereka mereka terjaga dengan segenap cita sampai melihat gapura dan pintu gerbang.

Bukankah kita sebagai hamba dengan hakekat sebagai kekasihNya dalam perjalanan hidup ini harus terjaga dengan kegigihan dan hasrat yang menyala, melebihi sekian ribu kali dengan kegigihan perampok itu, yang pada ujungnya kita mengapai gapura dan pintu gerbangNya itu. Jangan hancurkan dirimu, jangan hancurkan rumah tanggamu, jangan hancurkan kelompok, jangan hancurkan suku, jangan hancurkan pemerintahan, jangan hancurkan negara dan bangsa, tetapi hentikan kebanggaan diri, hentikan hawa nafsumu sendiri, karena setiap saat hawa nafsu melahirkan tipu muslihat, dan dalam tiap tipu muslihat terkandung ratusan Fir'aun dan bala tentaranya itu.

Jangan diri ini bagai Singa kala mau minum di telaga, ketika ia melihat di telaga ada bayangan dia, kemudian ia menerkamnya karena dianggap sebagai musuhnya itu. Jangan dikira aku sepakat dengan keburukan dunia ini, jangan dikira aku tak peduli dengan: kenapa bensin naik, lombok mahal, pupuk sulit, listrik naik, anak-anak banyak yang terlantar dan seterusnya. Aku justru akan menemani mereka yang hancur hatinya itu, Tuhan ada di sana, ya Tuhan ada di sana, mendekati dan menemani serta membebaskan mereka dari derita adalah bagian dari ikhtiar hidupku mendekatiNya itu, walau hanya beberapa orang, walau seorang sekalipun....

Kawan-kawan, mari kita memohon pertolongan Tuhan untuk mengendalikan diri itu, untuk tidak cerdas mencari keburukan orang, yang masing-masing disediakan tangga olehNya ini, kemurungan diri kita dan penderitaan diri kita yang menimpa adalah akibat "ketidak sopanan" dan keangkuhan kita, orang yang akhlaknya tidak sopan di jalan kehidupan ini adalah seorang perampok yang menyamun manusia, dia bukan manusia, ketidak sopanan matahari menyebabkan gerhana, kesopanan malaikat menjadikan ia suci, disiplin langit menjadikan cahaya, keangkuhan menyebabkan 'Azazil terdepak dari pintu gerbangNya....

Ampuni hamba ya Allah...